Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

2.3.a.8. Koneksi Antarmateri Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik

Tujuan Pembelajaran Khusus dalam kegiatan 2.3.a.8. Koneksi Antarmateri Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik adalah CGP menyimpulkan dan menjelaskan keterkaitan materi yang diperoleh dan membuat refleksi berdasarkan pemahaman yang dibangun selama modul 2 dalam berbagai media.

Pada fase ini, CGP diajak untuk meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran  di Paket Modul 2: Pembelajaran yang berpihak pada murid dan membuat sebuah koneksi  antar materi belajar yang sudah dilakukan. 

Instruksi Penugasan 2.3.a.8. Koneksi Antarmateri Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik

Buatlah sebuah kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media  informasi. Format media dapat disesuaikan dengan minat dan kreativitas. Contoh media yang dapat dibuat: artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman  audio,  screencast presentasi, artikel dalam blog, dan lainnya. Selanjutnya, unggah media informasi yang telah dibuat ke Google Drive/Youtube, dan jangan lupa untuk mengklik Bagikan/Shared agar bisa diakses oleh fasilitator.

Dalam pendidikan guru, proses refleksi dipandang sebagai salah satu elemen kunci pengembangan keprofesian karena dapat mendorong guru untuk mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Bagi Calon Guru Penggerak (CGP), melakukan refleksi secara rutin diharapkan memberikan ruang untuk merenungi apakah praktik yang dijalankannya sudah sesuai, sehingga pada masa yang akan datang dapat terus melakukan perbaikan. 

Sebagai pendamping dan teman belajar CGP, peran Fasilitator dan Pengajar Praktik sangat penting untuk memastikan proses dan kualitas refleksi CGP mencerminkan kebermaknaan pembelajaran dan mampu mendorong upaya perbaikan yang terus menerus. Oleh karena itulah, selain memandu dan memberikan umpan balik refleksi, Fasilitator dan Pengajar Praktik juga diminta untuk memberikan penilaian berdasarkan rubrik yang disediakan. 

Rubrik Penilaian Tugas 2.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik

Rubrik ini mengukur 3 (tiga) aspek yang terdiri dari: 

A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

Indikator: dalam refleksinya di Koneksi Antarmateri Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik, CGP menyampaikan poin-poin berikut:

1. pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh 

2. emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar 

3. apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar 

4. apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar 

5. keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

Indikator: dalam refleksinya di Koneksi Antarmateri Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik, CGP menyampaikan analisis terkait topik dengan indikator sebagai berikut:

1. memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

2. mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

3. menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)

4. memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

C. Membuat keterhubungan

Indikator: refleksi yang CGP buat memunculkan koneksi dari pembelajarannya dengan poin-poin berikut:

1. pengalaman masa lalu

2. penerapan di masa mendatang

3. konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

4. informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.


Berikut Tugas 2.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik

A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

1. Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh 

a. Pengertian Coaching

Coaching adalah hubungan kemitraan dengan klien dalam suatu percakapan yang kreatif dan memicu pemikiran untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional klien.

b. Paradigma Berpikir Coaching

1) Fokus pada coachee

2) Bersikap terbuka dan keingintahuan

3) Memiliki kesadaran diri yang kuat

4) Membantu Coachee melihat peluang-peluang dan masa depan

c. Prinsip-Prinsip Coaching

1) Kemitraan

2) Percakapan kreatif

3) Memaksimalkan potensi

d. Kompetensi Inti Coaching

1) Presence/kehadiran penuh

2) Mendengarkan aktif

3) Melontarkan pertanyaan berbobot

e. Coaching dengan Alur TIRTA

Alur percakapan dengan Tirta:

1) Tujuan

2) Identifikasi

3) Rencana Aksi

4) Tanggung Jawab

2. Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar 

a. Bingung

Saya sempat bingung dengan beberapa materi coaching dalam modul 2.3.  

b. Khawatir

Saya sempat khawatir kurang bisa memahami keseluruhan isi materi dalam modul 2.3.  

c. Percaya

Namun, saya percaya dengan kemampuan yang saya miliki dan saya yakin bisa menyelesaikan tugas-tugas dan memahami materi yang terdapat di modul 2.3.

d. Tertarik

Saya cukup tertarik dengan tugas-tugas dalam modul 2.3. yang memberikan pengalaman baru.

e. Optimistis

Saya optimistis dengan potensi yang saya miliki, saya bisa menyelesaikan tugas dengan baik.

f. Senang

Saya senang karena bisa berkolaborasi dengan teman CGP  dalam membuat tugas dan saya pun senang karena saat ini sudah di tahap Koneksi Antarmateri.

3. Apa yang sudah baik berkaitan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Hal yang baik adalah saya mampu memahami materi-materi inti dalam pembelajaran modul 2.3. seperti pengertian coaching, paradigma berpikir coaching, prinsip-prinsip coaching, kompetensi inti coaching, alur TIRTA, dan lain-lain. Saya juga dengan mudah berkolaborasi bersama teman CGP lain dalam mempraktikkan coaching sebagai pengamat, coach, maupun coachee, baik di kegiatan Ruang Kolaborasi maupun di Demonstrasi Kontekstual.

4. Apa yang perlu diperbaiki terkait dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar 

a. Kemampuan berbicara menggunakan bahasa yang efektif

b. Kemampuan melontarkan pertanyaan-pertanyaan berbobot

c. Meningkatkan fokus saat melakukan coaching

5. Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

Dengan mempelajari modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik, saya memahami konsep dan prinsip-prinsip coaching. Saya juga bisa mempraktikkan kegiatan coaching, baik sebagai coach, coachee, maupun observer. Praktik coaching tersebut memberikan pengalaman bagi saya untuk menerapkannya di sekolah. Praktik coaching tersebut juga meningkatkan kompetensi saya sebagai pemimpin pembelajaran dan bisa menjadi bekal jika melaksanakan supervisi akademik.

B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

1. Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

"Bagaimana penerapan coaching dalam  supervisi akademik di sekolah?"

Selama ini, supervisi akademik banyak dijadikan momok bagi guru karena hanya berfokus kepada penilaian dan bukan pengembangan diri guru. Dengan diterapkan coaching dalam supervisi akademik, tingkatan supervisor dan guru adalah mitra dan bukan lagi "atasan-bawahan" sehingga proses pengembangan diri guru akan menjadi lebih baik.

2. Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

Coaching untuk supervisi akademik akan menunjang peran guru sebagai pemimpin pembelajaran yang akan mewujudkan pembelajaran yang berpihak kepada siswa sehingga siswa bisa memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Prinsip, kompetensi, dan alur coaching jika dilakukan dengan tepat akan bisa menghasilkan komunikasi kemitraan antara coach dan coachee yang efektif sehingga bisa menghasilkan solusi-solusi dari permasalahan yang dihadapi.

3. Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal cgp (baik tingkat sekolah maupun daerah)

a. Pengawasan dan penilaian dalam supervisi akademik

Selama ini supervisi akademik hanya berfokus pada pengawasan dan penilaian sehingga guru kurang bisa mengembangkan potensi dirinya dan cenderung merasa cemas, bahkan ketakutan saat akan disupervisi. Tantangannya adalah bagaimana ke depan kita mengubah mindset supervisi yang mulanya berfokus penilaian menjadi berfokus untuk mengembangkan potensi diri guru.

b. Supervisi akademik berprinsip kemitraan

Tantangan selanjutnya adalah mengubah pemikiran bahwa pihak yang terlibat dalam supervisi akademik adalah atasan dan bawahan. Namun, guru dan supervisor adalah mitra sehingga terjadi proses belajar dari kedua belah pihak. Suasana yang tercipta pun akan lebih bersahabat sehinga memudahkan guru dalam memgembangkan dirinya.

4. Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

a. Menyosialisasikan konsep coaching dalam supervisi akademik kepada semua kepala sekolah dan pengawas.

b. Menyosialisasikan konsep coaching untuk supervisi akademik kepada para guru melalui seminar, webinar, KKG, MGMP, diskusi, atau kegiatan bersama lainnya.

c. Menyosialisasikan konsep coaching untuk supervisi akademik dengan berbagai media seperti poster, artikel, video, modul, dan lain-lain agar mudah diakses oleh para praktisi pendidikan.

C. Membuat keterhubungan

1. Pengalaman masa lalu

Sebelumnya, saya hanya mengenal kata coach di bidang olahraga saja. Pengalaman saya dalam mengikuti supervisi akademik juga hanya sebatas untuk penilaian kinerja guru tanpa adanya pengembangan kompetensi. Tidak ada penerapan prinsip coaching di dalamnya. Supervisi akademik juga dilakukan satu tahap, yakni observasi saja tanpa adanya kegiatan pra dan pascasupervisi.

2. Penerapan di masa mendatang

Sebagai pemimpin pembelajaran, saya akan menerapkan prinsip-prinsip coaching terhadap siswa maupun pihak lain. Selain itu, prinsip-prinsip coaching sangat perlu dilaksanakan dalam supervisi akademik di sekolah sehingga supervisi tidak hanya sebatas penilaian saja, tetapi bisa mengembangkan potensi diri guru secara lebih maksimal.

3. Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

a. Modul 2.1.

Di modul 2.1. saya belajar tentang pembelajaran berdiferensi yang mengakomodasi kebutuhan belajar siswa. Tujuannya adalah siswa bisa mengembangkan potensi dirinya. DI modul 2.3. ini saya mempelajari proses coaching yang juga bertujuan memaksimalkan potensi yang dimiliki coachee dalam menyelesaikan permasalahan yang dimilikinya.

b. Modul 2.2.

Di modul 2.2. saya mempelajari pembelajaran berbasis sosial dan emosional. Salah satu materinya adalah praktik mainfulness yang bisa  mewujudkan kesadaran diri. Dalam kegiatan coaching, praktik mainfullness dapat diterapkan untuk mendukung kompetensi inti coaching, yakni adanya kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan melontarkan pertanyaan berbobot.

4. Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP

Meningkatkan Kompetensi Guru dengan Coaching Supervisi Akademik

Oleh: Agung Tri Jatmiko, S.Pd.SD,

Kepala SDN 1 Plunjaran, Wadaslintang, Wonosobo

Coaching dalam supervisi akademik adalah salah satu usaha pembinaan kepada guru agar selalu meningkatkan kinerjanya. Coaching harus dilakukan secara konsisten di sekolah untuk membantu guru-guru terbiasa mengevaluasi diri dan mampu merefleksikan kegiatannya terutama pembelajaran di kelas kemudian menemukan alternatif pemecahan masalah untuk perbaikan yang pada akhirnya mampu membuat kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Sumber: https://jateng.tribunnews.com/2022/04/01/meningkatkan-kompetensi-guru-dengan-coaching-supervisi-akademik
Andi Dwi Handoko
Andi Dwi Handoko Pendidik di SMP Negeri 2 Jumantono. Pernah mengajar di SD Ta'mirul Islam Surakarta dan menjadi editor bahasa di sebuah surat kabar di Solo. Suka mengolah kata-kata di DapurImajinasi dan kadang juga di media massa. Pernah juga mencicipi sebagai pelatih Teater Anak dan Pimred Majalah Sekolah. Suka juga bermusik. Hubungi surel adhandoko88@gmail.com, Instagram adhandoko88, atau facebook.com/andi.d.handoko

Posting Komentar untuk " 2.3.a.8. Koneksi Antarmateri Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik"