Optimalkan Pers kampus
oleh: Andi Dwi Handoko
Kampus merupakan wadah para intelektual mengembangkan ilmu. Kampus dapat diibaratkan sebagai “kawah Candradimuka” bagi mahasiswa dalam membentuk idealisme. Idealisme bagi seorang mahasiswa adalah pondasi dan potensi jati diri. Mahasiswa yang berkarakter kuat dan cerdas akan lebih tahan membentengi dirinya dari “godaan-godaan” yang berisiko negatif.
Heterogenitas masyarakat kampus dapat menjadi celah bagus untuk memasukkan kepentingan “asing” yang berorientasi negatif. Sarana infiltrasi ini dapat melalui celah birokrat maupun organisasi kemahasiswaan. Sasarannya tentu masyarakat kampus yang dapat mendukung tujuan dari infiltrasi tersebut.
Kampus adalah instansi yang mempunyai independensi. Indenpendensi ini harus dijaga dari campur tangan asing yang mempunyai orientasi negatif. Hubungan kampus dengan dunia diluarnya harus melalui prosedur-prosedur yang sahih.
Pers kampus sebagai salah satu alat pengontrol sosial kampus harus mengarah kepada suatu yang objektif dan idealis. Pers kampus tidak hanya sekadar sumber informasi di dalam kampus, akan tetapi penampung pemikiran-pemikiran kritis. Di sinilah, peran pers kampus diuji. Pers kampus harus kritis terhadap masalah-masalah di dalam kampus.
Pers kampus dapat dijadikan sarana untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan dan otoritas birokrat yang tak sesuai dengan asas keadilan. Bisa mungkin suatu kebijakan birokrat diintervensi oleh suatu pihak dengan kepentingan tertentu.
Infiltrasi asing dapat berupa masuknya kepentingan politik, kelompok, keagamaan, jaringan teroris, dan lain-lain. Hal yang perlu diwaspadai bagi mahasiswa adalah intervensi ideologi. Intervensi ideologi dapat dicontohkan seperti pada kepentingan jaringan teroris dan keagamaan. Bukan hal yang mustahil seorang mahasiswa dapat direkrut menjadi anggota jaringan teroris atau agama/aliran sesat melalui doktrin-doktrin negatif.
Oleh karena itu pers kampus dapat dijadikan fasilitator yang memberi pencerahan informasi objektif kepada mahasiswa. Pers kampus dapat menjadi motivator bagi mahasiswa. Pers kampus harus jeli dan intens mengkritisi isu-isu yang berkembang dalam kampus. Ketika terjadi wacana infiltrasi asing dalam kampus, pers kampus harus berperan aktif menelaahnya dengan sikap terbuka.
Netralitas pers kampus mesti mendapat prioritas utama dalam menyoroti suatu permasalahan. Pers kampus bebas dari kepentingan asing. Pers kampus adalah suara kebenaran. Tidak memihak siapa pun dan kepentingan apa pun.
Kampus merupakan wadah para intelektual mengembangkan ilmu. Kampus dapat diibaratkan sebagai “kawah Candradimuka” bagi mahasiswa dalam membentuk idealisme. Idealisme bagi seorang mahasiswa adalah pondasi dan potensi jati diri. Mahasiswa yang berkarakter kuat dan cerdas akan lebih tahan membentengi dirinya dari “godaan-godaan” yang berisiko negatif.
Heterogenitas masyarakat kampus dapat menjadi celah bagus untuk memasukkan kepentingan “asing” yang berorientasi negatif. Sarana infiltrasi ini dapat melalui celah birokrat maupun organisasi kemahasiswaan. Sasarannya tentu masyarakat kampus yang dapat mendukung tujuan dari infiltrasi tersebut.
Kampus adalah instansi yang mempunyai independensi. Indenpendensi ini harus dijaga dari campur tangan asing yang mempunyai orientasi negatif. Hubungan kampus dengan dunia diluarnya harus melalui prosedur-prosedur yang sahih.
Pers kampus sebagai salah satu alat pengontrol sosial kampus harus mengarah kepada suatu yang objektif dan idealis. Pers kampus tidak hanya sekadar sumber informasi di dalam kampus, akan tetapi penampung pemikiran-pemikiran kritis. Di sinilah, peran pers kampus diuji. Pers kampus harus kritis terhadap masalah-masalah di dalam kampus.
Pers kampus dapat dijadikan sarana untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan dan otoritas birokrat yang tak sesuai dengan asas keadilan. Bisa mungkin suatu kebijakan birokrat diintervensi oleh suatu pihak dengan kepentingan tertentu.
Infiltrasi asing dapat berupa masuknya kepentingan politik, kelompok, keagamaan, jaringan teroris, dan lain-lain. Hal yang perlu diwaspadai bagi mahasiswa adalah intervensi ideologi. Intervensi ideologi dapat dicontohkan seperti pada kepentingan jaringan teroris dan keagamaan. Bukan hal yang mustahil seorang mahasiswa dapat direkrut menjadi anggota jaringan teroris atau agama/aliran sesat melalui doktrin-doktrin negatif.
Oleh karena itu pers kampus dapat dijadikan fasilitator yang memberi pencerahan informasi objektif kepada mahasiswa. Pers kampus dapat menjadi motivator bagi mahasiswa. Pers kampus harus jeli dan intens mengkritisi isu-isu yang berkembang dalam kampus. Ketika terjadi wacana infiltrasi asing dalam kampus, pers kampus harus berperan aktif menelaahnya dengan sikap terbuka.
Netralitas pers kampus mesti mendapat prioritas utama dalam menyoroti suatu permasalahan. Pers kampus bebas dari kepentingan asing. Pers kampus adalah suara kebenaran. Tidak memihak siapa pun dan kepentingan apa pun.
Posting Komentar untuk "Optimalkan Pers kampus"