Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Profil Pramoedya Ananta Toer: Menulis dengan Penuh Keberanian


Profil Pramoedya Ananta Toer: Menulis dengan Penuh Keberanian. Pramoedya Ananta Toer termasuk penulis sastra produktif di Indonesia. Penulis yang terkenal berbakat dan berani dalam menulis ini sudah menghasilkan puluhan karya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Karya-karyanya juga banyak digunakan untuk penelitian-penelitian. Bagaimana sosok penulis dan karya hebat penulis asli Indonesia ini, ya? 

Keluarga dan Pendidikan Pramoedya

Pramoedya berasal dari Jawa Tengah. Ia lahir dua puluh tahun sebelum Indonesia merdeka, tepatnya tahun 1925 di Kampung Jetis, Blora, Jawa Tengah. Ia merupakan anak sulung di keluargnya. Ayahnya bekerja sebagai guru di HIS Rembang, kemudian menjadi guru sekolah swasta Boedi Oetomo.  Ayahnya juga seorang penulis. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, mungkin bakat menulis Pramoedya turun dari ayahnya. Sementara ibunya, selain sebagai ibu rumah tangga juga bekerja sebagai penjual nasi. Ia adalah anak penghulu di Rembang.

Pramoedya mempunyai nama asli  Pramoedya Ananta Mastoer.  Kenapa nama belakangnya sekarang hanya Toer saja? Hal ini karena ia menganggap penggunaan nama keluarga atau nama ayahnya (Mastoer) di namanya terkesan bangsawan. Ia ingin namanya biasa saja. Oleh sebab itu, nama  Mastoer ia ganti menjadi Toer sebagai nama keluarganya.

Sewaktu di sekolah dasar, prestasi Pramoedya tidaklah begitu cemerlang. Ia sempat tidak naik kelas sampai tiga kali. Ayahnya yang memang mempunyai watak yang keras, menganggap Pramoedya adalah anak yang bodoh. Setelah lulus, ayahnya tidak mau menyekolahkan ke tingkat selanjutnya, yakni MULO. Akhirnya, ibunya yang membiayai pendidikan selanjutnya, yakni di sekolah telegraf (Radio Vakschool) Surabaya. Biaya pas-pasan selama bersekolah di Surabaya juga hampir membuat Pram gagal di ujian praktik. Walau begitu, secara umum nilai-nilai Pram cukup baik. Ia pun lulus dari sekolah. Namun, karena meletusnya perang dunia II di Asia, ijazahnya yang dikirim dari Bandung tak pernah ia terima.

Dunia Kerja dan Karya-Karya Pramoedya Ananta Toer

Pada tahun 1942 Pramoedya Ananta Toer pergi merantau ke Jakarta. Dia bekerja di Kantor Berita Domei. Sambil bekerja, ia mengikuti pendidikan di Taman Siswa (1942—1943), kursus di Sekolah Stenografi (1944—1945), lalu menempuh kuliah di Sekolah Tinggi Islam Jakarta (1945) untuk mata kuliah Filsafat, Sosiologi, dan Sejarah.

Tahun 1945 ia keluar dari Kantor Berita Domei. Saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, ia sedang berada di Kediri. Pada tahun 1946 ia ikut menjadi prajurit resmi sampai mendapat pangkat Letnan II Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang ditempatkan di Cikampek. Dia kembali ke Jakarta tahun 1947 melalui penyusupan, tetapi ditangkap militer Belanda yang berada di Cipinang. Tanggal 22 Juli 1947 ia ditangkap marinir Belanda karena menyimpan dokumen gerakan bawah tanah menentang Belanda. Dia dipenjarakan tanpa diadili di penjara Bukit Duri sampai tahun 1949.

Setelah bebas dari penjara Belanda, ia bekerja sebagai redaktur Balai Pustaka. Novelnya yang berjudul Perburuan mendapat hadiah sastra dari Balai Pustaka pada tahun 1950. Tahun 1952 Pramoedya Ananta Toer mendirikan dan memimpin Literary dan Features Agency Duta. Setahun kemudian ia pergi ke Belanda sebagai tamu Sticusa (Yayasan Belanda Kerja Sama Kebudayaan) dan tahun 1956 berkunjung ke Peking, Tiongkok, untuk menghadiri peringatan hari kematian Lu Shun. 

Pramoedya menjabat redaktur Lentera tahun 1962. Dia juga bekerja sebagai dosen di Fakultas Sastra Universitas Res Publika, Jakarta, sebagai dosen Akademi Jurnalistik Dr. Abdul Rivai. Ia memulai kehidupan pahit akibat terjadinya gerakan 30 Septermber 1965. Ia ditangkap gerombolan pemuda bertopeng dan mendapat perlakuan yang kejam. Ia juga dipenjarakan ke beberapa tempat, sampai akhirnya hidup dalam pengasingan di Pulau Buru.

Meletusnya gerakan 30 September 1965 (Gestapu/PKI) menghadirkan kenangan pahit baginya. Tanpa alasan yang jelas, ia dipenjarakan di Tangerang, Salemba, Cilacap, dan selama sepuluh tahun ia hidup dalam pengasingan di Pulau Buru.

Karya-Karya Pramoedya Ananta Toer

Di Pulau Buru, Pramoedya justru menghasilkan beberapa buku. Buku itu dilarang terbit di dalam negeri. Namun, di luar negeri buku-buku itu terbit dan beredar luas. Bahkan, buku-buku tersebut diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa asing, terutama bahasa Inggris dan Belanda. Buku-buku tersebut adalah Tetralogi Pulau Buru yang terdiri atas beberapa judul, yakni Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1980), Jejak Langkah (1985), dan Rumah Kaca (1988). 

Karya Pramoedya cukup banyak dan sebagian besar sudah diterjemahkan ke beberapa bahasa asing. Berikut kumpulan karya fiksi Pramoedya Ananta Toer.

1. Sepuluh Kepala Nica (1946)

2. Krandji-Bekasi Djatoeh (1947)

3. Perburuan (1950)

4. Keluarga Gerilya, Kisah Keluarga Manusia Dalam Tiga Haridan Tiga Malam (1950)

5. Dia yang Menyerah (1950)

6. Subuh, Tjerita-Tjerita Pendek Revolusi, Percikan  Revolusi (1950)

7. Bukan Pasar Malam (1951)

8. Di Tepi Kali Bekasi l (1951)

9. Mereka yang Dilumpuhkan (1951)

10. Dia yang Menyerah (1951)

11. Tjerita dari Blora (1952)

12. Gulat di Djakarta (1953)

13. Korupsi (1954)

14. Midah Si Manis Bergigi Emas (1955)

15. Sunyi Senyap di Siang Hidup (1956)

16. Tjerita dari Djakarta, Sekumpulan Karikatur Keadaan dan Manusianya (1957)

17. Tjerita Tjalon Arang (1957)

18. Sekali Peristiwa di Banten Selatan (1958)

19. Gadis Pantai (1962)

20. Panggil Aku Kartini Sadja I, II, III, IV (1965)

21. A Heap of Asheas (1975)

22. Bericht uit Kebayoran (1978)

23. Verloren (1978)

24. Bumi Manusia (1980)

25. Anak Semua Bangsa (1980)

26. Jejak Langkah (1985)

27. Sang Pemula (1985), 

28. Rumah Kaca (1988)

29. Arus Balik (1995)

30. Arok Dedes (1999)

31. Mangir (2000)

32. Larasati (2000)

33. Menggelinding I, Jalan Raya Pos, Jalan Daendeles (2005)

34. Sementara itu, karya puisinya di antaranya Antara Kita (Siasat) (1949), Anak Tumpah Darah (Indonesia, 1951), Kutukan Diri (Indonesia, 1951). 

Selain karya fiksi di atas, masih ada puluhan karya terjemahan dan nonfiksi yang lahir dari tangan dingin Pramoedya Ananta Toer.

Penghargaan untuk Pramoedya Ananta Toer

Dari karya-karyanya, Pramoedya memperoleh berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri. Secara prosentase, penghargaan yang diterima Pramoedya justru banyak yang dari luar negeri. Berikut penghargaan-penghargaan yang pernah diraih Pramoedya Ananta Toer.

1. Hadiah Pertama Balai Pustaka untuk Perburuan (1951).

2. Hadiah Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (BMKN) untuk Tjerita dari Blora (1953). 

3. Hadiah Sastra Nasional BMKN untuk Tjerita dan DJakarta (1957). 

4. Hadiah Yamin Foundation untuk Orang-Orang dari Banten Selatan (ditolak oleh penulis) (1964).

5. Adopted Member of The Netherlands Center of  PEN Internasional, ketika masih di Pulau Buru (1978).

6. Honorary Member of The Japan Center of PEN Internasional, ketika masih di Pulau Buru (1978).

7. Honorary Life Member of The Internasional PEN Australia Center, Australia (1982). 

8. Honorary Member of The PEN Center Swedia (1982). 

9. Honorary Member of The PEN American Center, Amerika Serikat (1987), 

10. Freedom-to-Write Award dari PEN American Center, Amerika Serikat (1988). 

11. Anggota Deutschsweizeriches PEN, Zentrum, Switzerland (1989). 

12. Anugerah The Fund for Free Expression, New York, Amerika Serikat (1989). 

13. Internasional PEN English Center Award, Great Britain (1992). 

14. Wertheim Award, "for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people," dari The Wertheim Foundation, Leiden, Belanda (1995).

15. Ramon Magsaysay Award, "For Journa ism, Literature, and  Creative Arts, in recognition of his illuminating with brilliant stories the historica awakening, and modern experience of the Indonesian people," dari Ramon Magsaysay Award Fondation, Manila, Filipina (1995).

16. UNESCO Madanjeet Singh Prize, "in recognition of his outstanding contribution to the promot on of tolerance and non-violence", dari UNESCO, Paris, Prancis (1996).

17. Doctor of Humane Letters, “inrecognition of his remarkable imagination and distinuished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intel lectual freedom" dari University of Michigan, Madison, Amerika Serikat (1999).

18. Chaceller's Distinguished Honor Award, "for his outstanding literary archievements and for his contributions to etnic tolerance and global understandng", dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat (1999). 

19. Chevalier de'I'Ordre des Arts et des letters, dari Le ministre de la Culture et de la Communication Republique Francaise, Paris, Prancis (1999).

20. Internasional PEN Award Association of Writers Zentrum Deutschland, (1999). 

21. New York Foundation for the Arts Award, New York, Amerika Serikat (2000). 

22. Fukuoka Cultural Grad Prize, Jepang (2000)

23. The Norwegian Authours Union (2004)

24. Centenario Pablo Neruda, Republica de Chile (2004)

Wah, banyak sekali penghargaan yang diterima oleh Pramoedya Ananta Toer. Semoga kamu bisa berkarya seperti beliau, ya! Semangat menulis, semangat berkarya!


Andi Dwi Handoko
Andi Dwi Handoko Pendidik di SMP Negeri 2 Jumantono. Pernah mengajar di SD Ta'mirul Islam Surakarta dan menjadi editor bahasa di sebuah surat kabar di Solo. Suka mengolah kata-kata di DapurImajinasi dan kadang juga di media massa. Pernah juga mencicipi sebagai pelatih Teater Anak dan Pimred Majalah Sekolah. Suka juga bermusik. Hubungi surel adhandoko88@gmail.com, Instagram adhandoko88, atau facebook.com/andi.d.handoko

Posting Komentar untuk "Profil Pramoedya Ananta Toer: Menulis dengan Penuh Keberanian"