Sekadar Renungan
Potret Sunyi
Pandang lekat senyummu yang kaku
Berbaur dengan wangi bunga perkabungan
Potret-potret hidupmu kini hanya tersimpan dalam album
Tersimpan rapi di balik dinding beku
Bertitik airmata sunyi di mataku
Seperti sunyimu yang menjauh teduh
Antara tangis sedih dan nyala suar kesunyian
Kau bangkitkan aku
Dari jelaga-jelaga malam pekat
Di matamu yang tak lagi terbuka
Aku melihat
Lembar-lembar catatan
Antara aku dan kau di sebuah kamar sunyi
Yang menyimpan potret-potretmu yang kini telah kaku
Tangis Kematian
Tak ada lagi kini
Suaramu yang jatuh di atas pagi
Sujudmu di atas senja bersama sebaya
Langkahmu membawa cangkul ke sawah
Hilang berganti sunyi
Hanya berhias tangistangis sunyi
Di tubuhmu yang terbujur kaku
Aku sayat setiap serpih kenangan yang tercatat
di setiap bulir air mataku
Selamat Tinggal
Tak ku sangka
Hangat jabat tangannya di malam itu adalah
Jabat tangan untuk terakhir kali
Antara telapak tanganku dan telapak tangannya
Malam itu pun
Aku terakhir mendengar sapanya
Terakhir aku memeluk hangat tubuhnya
Terakhir aku melihat sayu matanya
Masih begitu tegar,
Masih begitu segar,
Masih terasa sampai sekarang
Selamat tinggal
Tinggallah dengan tenang di alam keabadian.
gambar dari:kangadesaputra.files.wordpress.com
betapa kematian begitu dekat dengan kita, kang....
BalasHapussiapkan saja semuanya,,
mungkin besok adalah waktu kita...
hanya sja, apakah kita sudah siap dengan maut yang kapan saja bisa menyapa kita,,,