Puisi kota
Andi D Handoko*
Ziarah Kota
kota-kota telah mati
orang-orang tak rela untuk mati
mereka pergi dalam sebuah dunia sunyi
setelah sekian waktu
sejenak kembali menziarahi kota ini
sembari menabur bunga
mereka menuang angka-angka
yang luput bersama rumus matematika
jalan-jalan berlumpur hitam
melukis jejak kaki mereka yang mencoba mengeja arah
dalam doa
dalam sebuah ketakziman
langit kota ini berkabut
ada asap membumbung tinggi
ada api
mengantarkan pada sebuah upacara suci
di tengah-tengah kota
orang-orang ikut mati
kota hidup kembali
Solo, 141009
Hujan kota
hujan singgah di halte bus tengah kota
tempiasnya membasahi ranum pipi kekasihku
ada hujan
ada kenangan
seperti aku dan kekasihku
pada kota yang menyimpan ratusan hujan
pada jalan-jalan kini tak lagi melenggang nyaman
masih saja mengingat memori tentang
: kota dan hujan
taman-taman seperti istana kerajaan
yang kini hilang
bercampur menjadi sebuah paku angkasa surya
megah gagah menyambut hujan
namun,
hujan membawa gelisah
ada air mata di wajah kekasihku
yang mengenang hujan
yang tak henti-henti mengguyur kota
entah beberapa tahun silam
Solo, 141009
Ziarah Kota
kota-kota telah mati
orang-orang tak rela untuk mati
mereka pergi dalam sebuah dunia sunyi
setelah sekian waktu
sejenak kembali menziarahi kota ini
sembari menabur bunga
mereka menuang angka-angka
yang luput bersama rumus matematika
jalan-jalan berlumpur hitam
melukis jejak kaki mereka yang mencoba mengeja arah
dalam doa
dalam sebuah ketakziman
langit kota ini berkabut
ada asap membumbung tinggi
ada api
mengantarkan pada sebuah upacara suci
di tengah-tengah kota
orang-orang ikut mati
kota hidup kembali
Solo, 141009
Hujan kota
hujan singgah di halte bus tengah kota
tempiasnya membasahi ranum pipi kekasihku
ada hujan
ada kenangan
seperti aku dan kekasihku
pada kota yang menyimpan ratusan hujan
pada jalan-jalan kini tak lagi melenggang nyaman
masih saja mengingat memori tentang
: kota dan hujan
taman-taman seperti istana kerajaan
yang kini hilang
bercampur menjadi sebuah paku angkasa surya
megah gagah menyambut hujan
namun,
hujan membawa gelisah
ada air mata di wajah kekasihku
yang mengenang hujan
yang tak henti-henti mengguyur kota
entah beberapa tahun silam
Solo, 141009
Posting Komentar untuk "Puisi kota"