Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Eksotisme Pantai Nampu Wonogiri


Suara debur ombak dan empasan angin yang agak kencang akan kita temukan ketika berada di pantai Nampu. Pasir putih seakan-akan menjadi pijakan pualam yang terasa lembut. Hamparan laut biru terasa begitu memanjakan mata dan mengingatkan kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam beserta isinya.

Keasrian dan kealamian pantai Nampu menjadi daya tarik tersendiri dibanding dengan pantai-pantai lainnya. Ratusan tanaman pandan dan beberapa bukit karang seperti menjelma prajurit yang senantiasa menjaga pantai untuk selalu menawarkan keindahan.

Pantai Nampu berada di kabupaten Wonogiri. Tepatnya di Desa Dringo, Kelurahan Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito. Pantai ini berjarak kurang lebih 70 KM selatan kota Wonogiri. Pantai Nampu adalah pantai pasir putih dengan ombak yang cukup besar. Jika air laut sedang surut, pantai ini menjadi pantai pasir putih yang berkarang. Jadi pasir putih hanya berada di bagian tepi pantai dan dasar dari pantai itu sendiri adalah karang. Pantai Nampu adalah pantai di daerah pesisir selatan jawa, yakni di kawasan samudera Indonesia. Pantai Nampu belum banyak di kenal masyarakat dari kuar daerah. Hal ini menjadikan pantai Nampu menjadi pantai yang bisa dikatakan masih alami dan perawan dibanding pantai laut selatan lainnya seperti Parangtritis, Wedi Ombo, Krakal, Kukup, Baron, Teleng Ria dan lain-lain.

Pantai Nampu belum banyak di kenal wisatawan karena akses transportasi ke pantai ini memang agak sulit. Wisatwan yang ingin menikmati keindahan pantai Nampu sangat disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi karena belum ada transportasi umum dari kota menuju pantai. Jika dari kota Solo, kita bisa memulai perjalanan menuju kota Wonogiri. setelah itu ada dua jalur alternatif untuk menuju ke kecamatan Paranggupito, yakni jalur Pracimantoro dan Jalur Baturetno. Kedua jalur ini nanti akan bertemu di perempatan Giribelah. Dari perempatan Giribelah kita menuju ke arah selatan. Jarak yang ditempuh untuk menuju pantai kurang lebih 25 KM lagi. Kita akan disuguhkan panorama kawasan karst yang begitu menawan.

Hamparan bukit-bukit karst dengan diselingi tanaman penduduk seolah mengantar kita ke dalam dunia yang purba. Jalan agak sempit naik turun dengan beberapa tikungan tajam akan cukup memacu adrenalin untuk dijadikan tantangan sebelum sampai di tujuan.

Ketika sampai dituuan kita akan disajikan panorama pantai yang Indah. Pandan yang pada umumnya tumbuh lebih dari dua meter membuat pemandangan menjadi lebih asri dan sejuk. Kita pun dapat beristirahat di bawah pandan yang rimbun sembari menatap jauh ke laut lepas. Rasa penat dan lelah selama perjalanan pun terobati sudah.

Untuk menuju bibir pantai, kita harus menuruni berpuluh-puluh anak tangga, karena pantai Nampu berada di bawah tempat parkir. Menuruni anak tangga memang cukup melelahkan, akan tetapi hal tersebut tidak sebanding dengan keindahan yang kita dapatkan sesampai di bibir pantai. Kita dapat bermain pasir putih, bermain kecipak air, berlari menantang ombak, mencari hewan-hewan kecil laut dan lain-lain.

Mulai lelah bermain di pantai, kita dapat menikmati segarnya Es Degan yang dijajakan oleh penduduk sekitar. Sayangnya pada hari biasa penjual Es Degan di Nampu sangat jarang. Mereka berjualan ketika hari-hari ramai saja, yakni hari Minggu dan hari Libur lainnya. Wiryadi, salah satu penjual Es Degan di Pantai Nampu mengatakan bahwa ia tidak berjualan di hari biasa, ia hanya berjualan ketika hari Minggu atau hari libur saja karena pada hari biasa jarang sekali ada pengunjung. Ia pun berjualan Es Degan hanya sebagai pekerjaan sambilan. Pekerjaan sehari-harinya adalah petani dan nderes kelapa, yakni mengambil nira kelapa untuk dijadikan gula jawa.

Hal serupa juga diungkapkan Paijem, ia juga berjualan di hari Minggu dan hari libur. Ketika hari biasa ia bekerja sebagai petani dan nderes kelapa. Jarangnya pengunjung bukan mengindikasikan bahwa pantai ini jelek, akan tetapi akses ke pantai ini memang lumayan sulit dan jika dibandingkan dengan pantai lainnya, Pantai nampu bisa dikatakan sebagai surga yang tersembunyi di balik bukit.

Tidak ada kata mengeluh dan bosan ketika kita menikmati keindahan pantai Nampu. Saya sempat berwawancara dengan salah satu pengunjung yang berasal dari Solo yakni Pak Yustin. Ia mengatakan baru pertama kali datang ke pantai Nampu. Ia mengajak keluarganya ke pantai Nampu untuk mengisi hari libur. Sebelumnya mereka belum mengetahui pantai Nampu, dari Solo mereka hanya berniat liburan ke pantai yang berpasir putih. Dengan modal bertanya-tanya, akhirnya mereka akhirnya tiba di pantai Nampu.

Pak Yustin mengomentari bahwa Pantai Nampu cukup Indah, akan tetapi kurang mendapat perawatan seperti pantai-pantai yang terkenal lainnya.. Kesannya masih alami. Keindahan pantai Nampu juga di lontarkan oleh tiga remaja yang merupakan siswa SMA Negeri I Paranggupito yang waktu itu sedang rekreasi di Pantai Nampu. Mereka mengatakan bahwa Pantai Nampu sangat Indah dan pasirnya sangat putih bersih.

Air laut di pantai Nampu biasanya surut di sore hari. Ketika air laut sedang surut, kita bisa mencari hewan-hewan laut seperti bulu babi, bintang laut, teripang, ikan-ikan kecil, gurita dan lain-lain. Biasanya penduduk sekitar pantai menggunakan kesempatan ketika air laut surut untuk mencari gurita. Gurita yang ditangkap nukan untuk dijual, akan tetapi untuk dimasak sebagai lauk. Dengan berbekal tongkat kecil yang mereka sebut sundlep mereka mencari gurita di balik terumbu dan karang-karang. Jika sedang beruntung kita pun dapat melihat penduduk sekitar yang sedang memancing ikan di bibir pantai sebelah timur. 

Pantai Nampu belum dikelola secara maksimal oleh dinas pariwisata. Hal ini ditunjukkan belum adanya karcis masuk dari dinas pariwisata. Selama ini karcis masuk hanya dikelola karang taruna dan kelurahan. Karcis masuk pun hanya ditarik ketika hari berkunjung ramai, seperti hari Minggu dan hari libur. Begitu pula dengan aturan parkir. Masalah perpakiran juga diurus karang taruna dan kelurahan. Menurut Taufik, tukang parkir pantai Nampu, hasil dari karcis dan parkir dibagi menjadi tiga yakni untuk petugas, kas karang taruna dan kelurahan.
Andi Dwi Handoko
Andi Dwi Handoko Pendidik di SMP Negeri 2 Jumantono. Pernah mengajar di SD Ta'mirul Islam Surakarta dan menjadi editor bahasa di sebuah surat kabar di Solo. Suka mengolah kata-kata di DapurImajinasi dan kadang juga di media massa. Pernah juga mencicipi sebagai pelatih Teater Anak dan Pimred Majalah Sekolah. Suka juga bermusik. Hubungi surel adhandoko88@gmail.com, Instagram adhandoko88, atau facebook.com/andi.d.handoko

4 komentar untuk "Eksotisme Pantai Nampu Wonogiri"

  1. iya mas....bagus... ku juga abis dari sana.....

    BalasHapus
  2. Bener banget, kemaren aku juga solo riding kesana pake revo 100.
    Sekarang jalannya udah halus, dan nyaman...
    Tapi kalo pingin lebih bisa menikmati pantai mendingan jangan pas liburan, soalnya dijamin ruuuame banget

    BalasHapus
  3. he'em...setuju,emang keren banget!!

    BalasHapus
  4. Jalanya da bisa pake bus besar blum ya

    BalasHapus